PERAN UANG DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI SUATU
NEGARA
I. PENDAHULUAN
II. LATAR BELAKANG
Penggunaan benda sebagai alat penukar mulanya hanya didasarkan pada kesepakatan antara masyarakat yang mempergunakannya. Benda hanya dapat digunakan sebagai alat tukar setelah disepakati secara umum oleh masyarakat yang bersangkutan, yaitu hampir setiap orang harus mau menerima benda tersebut untuk membayar barang yang diperdagangkan. Benda yang digunakan sebagai alat tukar ialah uang, yang mudah dibawa, tahan lama dan tidak mudah rusak.
Sebelum adanya uang kertas, penggunaan uang logam sangat populer karena memiliki ciri-ciri yang dikehendaki sebagai uang sehingga digunakan sebagai alat tukar. Terdapat dua uang logam yaitu logam emas dan perak, namun karena keterbatasan ketersediaan bahan pembuatan dan penambangan logam kini uang sudah terbuat dari kertas yang terbuat dari kualitas tinggi, tidak mudah rusak, mudah dibawa dan praktis.
Pada abad ke-18 dimulainya evolusi sistem perbankan moderen dan di abad ke-20 proses giralisasi yaitu penyimpanan uang dalam bentuk rekening giro baru dikenal luas oleh masyarakat. Sistem perbankan terus mengalami perkembangan dan inovasi dalam penggunaan nya, hingga di tahun 1990-an masyarakat cenderung menggunakan uang elektronik seperti internet banking, debit card, ATM dan kini sudah berbentuk smart cards yang dimana terdapat chips di dalam kartu tersebut.
III. PEMBAHASAN
A. Definisi Uang dan Ekonomi
Definisi uang menurut Mankiw, uang adalah persediaan aset yang bisa dengan segera digunakan untuk melakukan transaksi, selain itu uang merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai atau diterima untuk melakukan pembayaran baik barang, jasa maupun hutang, uang memiliki satu tujuan fundamental dalam sistem ekonomi, memudahkan pertukaran barang dan jasa, mempersingkat waktu dan usaha yang diperlukan untuk melakukan perdagangan.
Definisi ekonomi, kata 'ekonomi' diambil dari bahasa Yunani yaitu oikonomia. Oikonomia berasal dari dua kata yaitu “oikos” yang berarti “rumah tangga”, dan “nomos” yang berarti “peraturan”. Dapat disimpulkan, ekonomi adalah ilmu yang mempelajari cara memenuhi kebutuhan hidup manusia dengan sumber daya yang tersedia.
B. Pengertian Uang Sebagai Alat Tukar dan Alat Ekonomi
Uang mengalami perkembangan dari masa ke masa mulai dari tahap barter, tahap uang barang, tahap uang logam dan tahap uang kertas. Semua tahap itu terjadi kegiatan pertukaran namun karena sudah ditemukannya alat tukar yang memiliki nilai yang sesuai dengan barang atau jasa yang kita inginkan yaitu uang, membuat uang ini tak hanya menjadi alat tukar tapi juga sebagai alat ekonomi. Uang sebagai alat tukar, dengan adanya uang tentunya dapat memudahkan seseorang untuk melakukan pertukaran karena dengan uang ini manusia dapat memenuhi kebutuhan dengan membelinya di pedagang.
Uang sebagai alat ekonomi karena merupakan objek yang memiliki peran penting dalam perekonomian. Uang merupakan media yang digunakan untuk memperlancar transaksi ekonomi dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya uang, manusia akan kesulitan dalam melakukan aktivitas transaksi sehari-hari. Sehingga peran uang dalam suatu perekonomian dapat diibaratkan sebagai aliran darah dalam tubuh, tanpanya aktivitas ekonomi dapat sangat terhambat terhenti.
C. Manfaat dan pengaruh uang dalam perekonomian suatu negara
Uang adalah alat tukar yang digunakan di seluruh dunia. Namun, sebenarnya manfaat uang dalam ekonomi makro apa saja ya? Berikut adalah beberapa manfaat dari uang:
1. Mendorong aktivitas ekonomi, merupakan salah satu ukuran kesuksesan dan kekayaan. Sebuah uang membuat seseorang dapat memenuhi segala kebutuhannya maka uang dapat mendorong atau motivasi untuk memiliki uang lebih banyak yang tentunya akan mendorong aktivitas ekonomi suatu negara.
2. Alat tukar modern, dikatakan modern karena dahulu orang melakukan proses pertukaran barang dengan barang yang memiliki nilai yang sama juga (barter). Semenjak hadirnya uang, pertukaran tidak lagi dilakukan antara barang dengan barang tapi menggunakan uang karena kegiatan jual-beli menjadi lebih mudah dan praktis.
3. Alat pembayaran, uang juga merupakan alat pembayaran yang digunakan untuk membayar segala macam kebutuhan barang dan jasa. Uang menjadi alat pembayaran yang digunakan di seluruh dunia, namun tetap harus menyesuaikan mata uang dari negara yang akan dilakukan transaksi. Entah itu pembayaran hutang, pajak, dsb.
4. Menimbun kekayaan, seseorang dapat menimbun uang dengan cara menabung atau menukarnya menjadi mata uang tertentu yang memiliki nilai tukar uang yang lebih banyak. Dengan begitu maka harta yang dimiliki memiliki jumlah nilai yang lebih banyak.
5. Menciptakan lapangan kerja, adanya uang yang cukup seseorang dapat membuka usaha dan memberikan lapangan pekerjaan. Dengan hal ini baik karyawan dan perusahaan, mereka sama-sama mendapat manfaat.
Pengaruh uang dalam perekonomian suatu negara sudah disinggung sedikit pada pendahuluan, dimana kondisi perekonomian sering mengaitkan uang yang beredar dengan pertumbuhan ekonomi, kenaikan harga (inflasi) dan suku bunga. Banyak yang beranggapan bahwa jumlah uang yang beredar terlalu banyak akan mendorong kegiatan ekonomi berkembang dengan pesat, namun realitanya uang yang terlalu banyak membuat suku bunga menjadi turun, sebaliknya bila uang yang beredar sedikit kegiatan ekonomi akan terhambat.
D. Dampak Baik dan Buruknya Dari Pengendalian Jumlah Uang Beredar Dalam Sebuah Negara
Uang Beredar adalah kewajiban sistem moneter (Bank Sentral, Bank Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat/BPR) terhadap sektor swasta domestik (tidak termasuk pemerintah pusat dan bukan penduduk).
Jumlah Uang Beredar (JUB) atau bisa disebut penawaran uang (money suplay) yaitu jumlah uang keseluruhan yang berada di tangan masyarakat dan beredar dalam sebuah perekonomian suatu negara pada suatu waktu tertentu. Maka JUB yang berada di tangan masyarakat harus berkembang dalam batas wajar.
Bank Indonesia, sebagai otoritas moneter berkewajiban mengatur JUB di masyarakat, menentukan takaran JUB yang tepat, dan menstabilkannya. Agar, tidak terjadi inflasi, suku bunga kompetitif, dan perekonomian terkendali dalam suatu negara. BI memiliki kewenangan memperbesar atau mengurangi JUB sesuai dengan target moneter yang diinginkan atau sesuai dengan keadaan perekonomian suatu negara, karena semakin besar kapasitas uang yang disediakan bank bagi masyarakat, maka JUB semakin besar begitu pula sebaliknya.
Sehingga jika uang beredar di masyarakat jumlahnya banyak, maka tingkat harga barang dan jasa akan meningkat, lalu harga bergejolak (tidak stabil), maka terjadi Inflasi. JUB dapat diartikan sebagai inflasi karena kenaikan jumlah uang yang beredar. Adapun dampak baik dan buruk dari JUB antara lain:
- Dampak baik
- Jika JUB yang berada di tangan masyarakat dapat terkendali maka dapat meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat disuatu negara karena produsen akan mempeluas produksi sehingga dapat memberi lapangan kerja.
- Bagi debitur (orang yang berutang), JUB yang meningkat berarti membuat nilai mata uang menurun, hal ini tentunya menguntungkan untuk mereka karena bunga yang ditanggung menurun seiring menurunnya nilai mata uang.
- JUB yang meningkat membuat produsen memiliki pendapatan lebih tinggi dari kenaikan biaya produksi.
- Dampak buruk
- JUB yang beredar terlalu banyak dapat menyebabkan minat masyarakat berkurang karena nilai uang akan terus menurun.
- Terganggunya stabilitas ekonomi.
- Menciptakan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa yang akan datang.
- Menimbulkan defisit neraca pembayaran.
- Bagi kreditur (orang yang meminjam uang), akan mengalami kerugian karena nilai mata uang yang akan dikembalikan lebih rendah daripada saat dipinjamkan.
E. Penyebab Terjadinya Penurunan Nilai Mata Uang Suatu Negara
Devaluasi adalah kebijakan pemerintah dalam menurunkan nilai mata uang lokal suatu negara terhadap nilai mata uang asing. Artinya, mata uang suatu negara memiliki kurs atau harga yang semakin murah secara internasional. Keadaan devaluasi ini akan sangat berdampak terhadap perekonomian suatu negara, terutama pada kegiatan perdagangan internasional.
Tujuan pemerintah menerapkan devaluasi karena berusaha untuk mendorong aktivitas ekspor dan membatasi impor. Hal ini bertujuan memperbaiki posisi balance of payment (BOP) dan balance of trade (BOT) agar menjadi equilibrium (setara/seimbang) atau setidaknya mendekati equilibrium. Dengan tercapainya keseimbangan BOP diharapkan nilai kurs valuta asing dapat menjadi relatif stabil.
Ketika nilai mata uang asing naik, harga barang impor menjadi lebih mahal dibanding barang produksi dalam negeri. Harapannya adalah penggunaan produksi dalam negeri pun meningkat karena masyarakat cenderung memilih barang yang harganya lebih terjangkau.
Adapun faktor-faktor yang menjadi penyebab devaluasi yaitu pengaruh perilaku masyarakat di mana kegiatan menjadi penyebab utamanya. Volume impor yang tinggi terhadap barang luar negeri, apalagi jika tidak diimbangi dengan kegiatan ekspor yang cukup dapat mengakibatkan semakin meningkatnya permintaan konversi nilai mata uang lokal menjadi mata uang asing.
Bila permintaan semakin tinggi, maka kurs beli dollar akan naik dan nilai rupiah semakin turun yang juga berdampak pada terjadinya inflasi. Oleh sebab itu, kebijakan devaluasi dikeluarkan oleh pemerintah sebagai salah satu bentuk penanggulangan untuk menstabilkan perekonomian suatu negara. Kegiatan ekspor hanya dilakukan pada bahan pangan dan biota laut serta tingginya tingkat pengangguran di suatu negara juga menjadi penyebab dari devaluasi.
F. Uang Menjadi Indikator Tingkat Kesejahteraan dan Maju Mundurnya Perekonomian Suatu Negara
Menurut Badan Pusat Statistik (2005), indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan ada delapan yaitu pendapatan, konsumsi atau pengeluaran keluarga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempa tinggal, kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan, kemudahan memasukkan anak ke jenjang pendidikan, kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi.
Berdasarkan penjelasan di atas bisa kita lihat bahwa semua indikator memerlukan uang dalam semua kegiatan transaksi. Maka adanya uang menjadi penentu tingkat kesejahteraan, mereka yang memiliki uang banyak maka tingkat kesejahteraannya tinggi. Tingkat kesejahteraan juga dapat menyebabkan maju-mundurnya perekonomian suatu negara.
G. Upaya Pemerintah Menjaga, Mempertahankan dan Meningkatkan Nilai Mata Uang Negara (Rupiah Indonesia)
Demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar USD serta menurunkan defisit neraca berjalan yang semakin melebar. Pemerintah Pusat bersama dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan beberapa instansi yang terkait terus berusaha bersama membuat kebijakan. Salah satu penyebab rupih melemah karena banyaknya kegiatan impor. Untuk mempertahankan dan meningkatkan nilai mata uang rupiah tersebut, pemerintah mengambil upaya antara lain:
- Kebijakan penggunaan B20 atau Biodiesel 20 persen yang diperkirakan akan mengurangi jumlah impor minyak. Dengan penggunaan CPO (Crude Palm Oil) yang dipakai sendiri untuk B20, maka suplai ke pasar juga turun, sehingga harga CPO juga ikut naik. Hal ini akan mengurangi jumlah impor minyak.
- Meningkatkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk seluruh sektor. Adanya kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi impor dan akan ada penghematan 2-3 miliar USD.
- Stabilisasi dengan penyesuaian buang acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate, mengeluarkan kebijakan intervensi ganda baik di pasar valuta asing (valas) maupun pemberian SBN dari pasar sekunder. BI juga sudah menyediakan swap valas dengan tingkat harga yang murah. Terdapat 2 sesi, untuk sesi pagi BI melakukan swap valas dalam rangka pengelolaan likuiditas dan pada sore, BI juga menyediakan swap valas hedging bagi korporasi-korporasi yang mempunyai underlying transaksi baik dari ekspor atau devisa utang luar negeri maupun devisa-devisa lain.
- Meluncurkan One Single Submission (OSS) atau layanan perizinan berusaha yang terintegrasi secara elektronik, kebijakan ini memberikan kemudahan perizinan untuk menarik investasi ke Indonesia.
- Pemerintah juga memberikan kemudahan dalam hal perpajakan.
- Mengendalikan impor barang konsumsi. Salah satunya dengan merevisi tarif pajak penghasilan (PPh) 22 untuk 1.147 barang impor.
- Menggenjot sektor pariwisata, dengan menambah jumlah wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia, akan menambah cadangan valas dari devisa.
H. Mengatasi/Mengendalikan Jumlah Uang Beredar
Seperti yang kita tau hanya Jumlah Uang Beredar (JUB) jika terlalu banyak dapat menyebabkan bahaya namun jika JUB yang beredar menurun juga dapat menimbulkan masalah, maka jika sudah terjadi hal tersebut pemerintah akan mengambil kebijakan sebagai berikut:
- Operasi Pasar Terbuka, merupakan cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
- Politik Diskonto (Discount Policy), pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami masalah likuiditas sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
- Giro Wajib Minimum (Reserve Requirement Ratio), mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada Bank Sentral. Apabila terjadi kenaikan tingkat inflasi, bank sentral akan menaikkan ketentuan cadangan wajib minimum. Akibatnya, dana yang akan disalurkan oleh bank umum kepada masyarakat berkurang dan tingkat inflasi turun.
- Pengawasan Pinjaman Secara Terpilih, bank sentral melakukan pengawasan agar pinjaman dan investasi yang dilakukan sesuai dengan ketentuan dan keinginan pemerintah. Hal ini dilakukan terutama untuk mengendalikan dan mengawasi corak pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank.
- Imbauan Moral (Moral Suasion), imbauan moral yang dilakukan oleh bank sentral adalah dengan menganjurkan bank-bank untuk melakukan penyesuaian dalam mengalokasikan dananya. Dengan demikian, keadaan yang diharapkan pemerintah dapat tercapai.
I. Kasus Resesi Uang US Dollar Terhadap Indonesia
Inflasi di Amerika Serikat sudah mencapai 9,1% dimana angkat ini merupakan yang terburuk dalam 41 tahun terakhir. Inflasi yang terjadi di Amerika Serikat ini tentunya memberikan dampak ke Indonesia. Jika negara sedang mengalami inflasi tinggi maka pemerintah akan menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga ini dapat membuat bisnis menjadi semakin lesu karena para pengusaha akan lebih hati-hati dalam mengeluarkan dana. Sehingga banyak perusahaan startup yang pendanaannya tidak lancar karena investor menarik dana mereka.
Di Indonesia sendiri memiliki tingkat inflasi mencapai 4,35% di bulan Juni 2022. Adanya resesi di Amerika Serikat membuat Rupiah akan melemah terhadap US Dollar, sehingga barang-barang diperkirakan akan mengalami kenaikan terutama industri yang banyak bergantung pada impor. Walau di Indonesia belum terjadi namun masyarakat juga harus bersiap dalam mengatasi resesi tersebut antara lain:
- Perbanyak dana darurat.
- Menunda belanja barang-barang tersier.
- Apabila memiliki hutang dengan suku bunga yang tinggi di bank sebaiknya segera dilunasi lebih awal
- Tetap ber-inventasi jangka panjang.
Sanya Ayu Lestari
Mahasiswa Program Manajemen STIE – MBI
NIM : 22010325